×

Terkini

Mungkinkah ! ‘Jurus Peredam’ Siklus Banjir & Genangan Air Terwujud ?

Menunggu Grand Desain Pemerintahan Baru-Pemimpin baru

Sidoarjo masih darurat genangan air. Hujan deras, air laut pasang dan drainase kurang berfungsi optimal ditengarai penyulutnya. Realitas itu sudah satroni beberapa desa di kawasan ‘lingkaran bibir pantai’ ; seperti kisaran kecamatan Waru, Candi, Tanggulangin dan Jabon. Imbas serupa juga dirasakan warga di lintasan alur sungai pecahan Kali Brantas.

Potensi hujan, banjir dan genangan diperkirakan masih menjelang April 2025. Prakiraan tersebut merujuk realitas klimatologi kawasan ini : beriklim tropis basah dan kering plus diwarnai dua musim. Musim kemarau biasanya bergulir sekitar bulan Juni – Oktober. Sedangkan musim terkering terjadi sekitar Agustus. Selanjutnya disusul musim penghujan; kisaran bulan Desember – April . Perlu diketahui, selaras riwayatnya, bulan Januari merupakan kondisi terbasah akibat hujan.

Ingin tahu intensitas curah hujan tahunan ? Tercatat berkisar antara 1.300–1.700 mm dan diperkirakan selama 80 – 120 hari hujan / tahun. Selain itu patut terabaikan dibalik tingginya curah hujan dan potensi adanya potensi air laut pasang adalah kurang berfungsi optimalnya alur sungai ( drainase ) ; sumbatan, pendangkalan dan penyempitan.

Cermin riwayat ! Dua tahun lalu ( Tahun 2022), pekerjaan rumah pemerintah daerah; ada sekitar 48 titik sungai alami penyempitan dan pendangkalan. Lokasinya : di kisaran saluran di Desa Ketajen, Gedangan; Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon; saluran Desa Jumputrejo, Sukodono; dan saluran di Kelurahan Urangagung.

Tidak hanya itu. Tercatat diperlukan pemeliharaan plengsengan di 61 titik. Diantaranya : aliran sungai di wilayah Desa Sebani, Kecamatan Tarik; saluran anak afvoer Kajar Trengguli, Kecamatan Prambon; dan pembangunan plengsengan di Desa Bangsri, Sukodono. Sudahkah selama dua tahun terkelola secara terintegrasi dan sinergis.

Kajian Tiada Henti dan pemetaan ‘siklus banjir’ perlu terus dilakukan demi kendalikan dampak tingginya curah hujan. Secuil rekam jejak jelang akhir pebruari dan awal 2025 . Di kawasan Selatan seperti Candi, Tanggulangin, Porong dan Krembung 17 desa terpantau ada genangan air sekitar 50-60 cm. Beberapa kawasan Sidoarjo Barat pun demikian; terpantau 2 desa ( Krian ) dan 4 desa ( Taman) plus Sukodono. Begitu pula 2 desa dan 1 kelurahan di seputaran kecamatan Sidoarjo kota tak luput tersentuh genangan air.

Tantangan itu adalah – mungkinkah pemimpin baru, wujudkan kreativitas kebijakan untuk meredam atau taklukan banjir plus genangan air ! (*)

editor : C. Rahadi