×

Terkini

Realitas Politik Darjo Mirip ‘Drama Korea’, Dulu Melompat, Kini Lagi ‘Kepeleset’ …..

Entah situasi apa namanya, realitas hubungan; antara wakil rakyat (legislatif), Bupati dan Wakil Bupati, dan beragam komunitas publik menjadi bahan pemberitaan tak positif dari hari ke hari. Realitas informasi itu menggulirkan dampak beragam. Ada yang bersikap apatis; ada pula yang menanggapi ‘semaunya’ berbekal berita dari media sosial, online atau cetak. Termasuk ada juga yang santai menanggapi; seperti drama Korea yang aktornya politikus. Terlalu sulit ditebak endingnya.

Arena pilkada adalah ladang ‘pekerjaan’ atau perjuangan bagi pelaku politik, pekerja partai atau simpatisan. Politisi pemilik kursi di gedung parlemen! Identik sejatinya merupakan penjaga keseimbangan; kebutuhan atau kepentingan masyarakat. Utamanya yang telah memberi amanah sebagai anggota legislatif; bupati dan wakil bupati ( eksekutif ) selaku pemimpin daerah. Siapa pun tidak dilarang melepas kritik atau ungkapkan sikap; asalkan proporsional. Mengingat lembaga eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan setara meski berbeda tanggungjawab.

Pengalaman Terbaik
Semua tentang peristiwa itu memang perlu ada. Keretakan hubungan antara legislatif, eksekutif dan para penyelenggaran pemerintahan terkait tetap sebagai tontonan positif dan bermanfaat. Rakyat bisa menilai sekaligus belajar memahami : benarkah bupati dan wakil bupati yang tampak serasi dikala berjuang meraih dukungan suara terbanyak itu harus ‘berselisih’ beberapa saat lewati 100 hari masa pemerintahan?

Bukankah saat maju ke arena Pilkada, Bupati H.Subandi ‘nekad’ meninggalkan Partai Kebangkitan Bangsa yang menaungi karir politiknya dan berpindah kendaraan politik ke Partai Gerindra agar bisa masuk arena Pilkada 2025. Selanjutnya, bersama ‘Pekerja Partai Gerindra’ Hj. Mimik Idayana, keduanya berpasangan dan berjuang menaklukan hati warga Sidoarjo.

Kehidupan memang unik. Realitas politik memang sulit diduga. Setelah Bupati H. Subandi yang pernah meninggalkan Partai Kebangkitan Bangsa, justru menerima perlakuan tak terduga. Saat sidang paripurna pertanggungjawab LPJ Bupati Tahun 2024, ‘Sang Bupati’ ditinggalkan Partai Gerinda; pengusungnya. Wakil rakyat dari Partai Gerindra walk out bersama wakil rakyat dari beberapa partai lain: PKB, PDI, PAN, PKS dan Nasdem.


Begitu pula kabar tak sedap saat Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana curhat merasa terluka oleh sikap H. Subandi. Bahkan mengaku merasa tidak dihargai sesuai statusnya sebagai wakil bupati; termasuk dihadapan jajaran lintas sektoral. Rasa itu diunggah ‘jurnalis lawas’ dalam Opini Hadi.

Duh begitulah realitas politik. Terlepas semua kabar kurang sedap itu, warga Sidoarjo tak perlu ribet. Panasnya eskalasi politik biarkan saja mengalir. Andai jika tidak minggu ini, minggu depan atau mungkin bulan depan, bila ada situasi ambyar akibat letupan konflik diantara mereka; abaikan. Tetaplah berkarya. Tetaplah jadi warga Sidoarjo yang melek politik dan jernih berpikir sebelum menetapkan pilihan.

editor : ratucahadi