×

Terkini

Mei 1908-1998 ! Saat Benih Kebangkitan Nasional dan Spirit Reformasi Tumbuh Subur

Puluhan tahun lalu secara historis bulan Mei Torehkan catatan : tumbuhnya kesadaran pentingnya pendidikan dan perubahan demi kibar jati diri bangsa. KH. Hajar Dewantoro, Dr. Soetomo, bersama para mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) tiada henti berjuang. Meski berbeda masa, satu komitmen yang sama. Membudayakan edukasi dan menguatkan daya ungkit perubahan untuk wujudkan kebangkitan nasional.

Falsafah Tokoh Pendidikan KH. Hajar Dewantoro yang lahir 2 Mei 1889, terus digaungkan dari waktu ke waktu. Setelah 19 tahun berlalu, 20 Mei 1908 Dr. Sutomo membentuk organisasi Budi Utomo. Tujuannya, penguatan pondasi pendidikan, sosial dan budaya yang diyakini akan menentukan kualitas generasi bangsa.Salah satu momentum setelah 20 tahun berlalu, Sumpah Pemuda dikumandangkan seantero jagad. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah; jalin rasa persatuan dan kesatuan generasi bangsa.

Spirit Raja Hutan
Kerinduan tampilnya generasi berkualitas ‘harimau’ perlahan terwujud. Sang raja hutan yang merupakan simbol kekuatan atau keberanian; memperjuangkan dan mempertahankan jati diri. Spirit yang selayaknya terjaga dan diadopsi generasi penerus dan aparatur negara – daerah untuk seimbangkan hak dan kewajiban.

Perlu selalu diingat ! Dibalik dinamika jaman, keseimbangan realitas sosial, pollitik dan upaya menguatkan pondasi ekonomi plus kesejahteraan rakyat secara adil, merata, dan bebas diskriminatif sangat dibutuhkan.Begitu pula kepentingan dan kebutuhan rakyat wajib dipadupadankan; dan hapuskan kebiasaan perilaku korupsi, kolusi plus nepotisme (KKN).

Kibar spirit berantas KKN, seringkali berbeda dengan realitasnya. Adakalanya masih membiarkan praktek KKN bergulir dalam senyap. Padahal KKN identik wujud lain dari aktivitas penjajahan yang memiliki dampak langsung secara psikologis terhadap kebijakan atau aktivitas ekonomi, sosial dan politik di ruang publik.Menghadang KKN merupakan aktualisasi menjaga keutuhan kepribadian bangsa yang dikenal agamis, religius dan berbudaya.

Pasca gebyar sumpah pemuda 1928. Tepatnya Mei 1998, mahasiswa sebagai representasi generasi penerus turun ke jalan. Diakui atau tidak, spirit Kebangkitan Nasional 1908 melebur dalam agenda reformasi 1998. Para pengisi kemerdekan kembali teriakan pentingnya keterbukaan, transparansi dan ruang kehidupan yang demokratis dan perlunya reformasi di segala bidang. Kala itu republik ini dilanda krisis ekonomi.

Keinginan menguatkan kembali mentalitas bangsa dan utamakan kepentingan bangsa. KKN bukanlah energi penggerak roda pembangunan dan tetapkan kebijakan strategis. Kehidupan makmur, sejahtera perlu dukungan kebijakan tanpa diskriminatif dan kemandirian secara sosial-politik. Budayakan reformasi tiada putus untuk gulirkan perubahan dalam sistem pemerintahan Indonesia dan merevitalitasi kualitas bangsa ini secara totalitas. (*)

editor : C Rahadi