H. Usman M.Kes
Introspeksi saat tutup tahun 2024 dan terbukanya pintu tahun baru 2025, merupakan pilihan bijaksana.
Perjalanan membangun pondasi Sidoarjo Bangkit Bermartabat belum sempurna. Kolektivisme perilaku ‘pragmatisme’ publik, bagai kerikil tajam dan ‘merecoki’ gerak roda politik parati PKB bersama Partai Koalisi.
Secara administrasi, tongkat komando pemerintahan bukan lagi ditangan kader biologis PKB. Namun secara realitas seluruh kader PKB bersama partai koalisi pendukung tetap memiliki kewajiban memperjuangkan 403.999 warga Sidoarjo yang masih memiliki kesetiaan terhadap pekerja partai di Gedung Parlemen atau Non-Parlemen dan loyalitas terhadap partai yang dibersamainya selama ini.
Realitas ini tentu mengajak kita semua belajar membuka diri. Transformasi politik yang telah terjadi alami dan rasional cukup untuk dipahami. Bukan menyerah pada keadaan tanpa syahwat untuk mengawasi dan menjaga marwah Sidoarjo bermartabat. Tidak abaikan pemberdayaan publik, terjaganya stabilitas ekonomi, sosial-politik, kerukunan lintas agama dan pengembangan ekonomi kreatif untuk Sidoarjo yang mayoritas warga nahdlatul ulama serta masyarakat yang selama ini dalam lingkaran perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Koalisi. Salam untuk kemandirian dalam kebersamaan, (*)