Wakil rakyat di gedung parlemen dan pimpinan daerah memiliki amanah tak tertulis tetap menjaga kedekatan psikologis, jalinan silahturahmi, siap membuka akses komunikasi bagi siapa pun warga atau komunitas di Sidoarjo. Termasuk para relawan sebagai representasi perwakilan masyarakat.
Merespon secara positif ragam keluhan, kebutuhan dan kepentingan; secara proposional merupakan pilihan. Seperti upaya penguatan komunikasi H. Usman M.Kes, selaku Anggota DPRD dan Ketua DPAC PKB Sidoarjo. Saat merespon positif permohonan Kantor MWCNU Sidoarjo terkait kebutuhan gorden aula dan ruang Ketua Tanfidziyah MWCNU.
“Ini wujud komitmen timbal balik secara iklas terkait kepentingan dan kebutuhan bersama. Itu merupakan bagian dari upaya menjaga silahturahmi plus menumbuhkembangkan spirit kebersamaan di lingkungan warga Nahdlatul Ulama,” ungkapnya, (20/03).
Tidak hanya itu. Respon positif juga diberikan untuk warga RT 01/RW 02, Desa Kebonsari Kecamatan Candi. Atap bagian belakang rumahnya ambrol. Genting dan plafon musholah mungil di dalam rumah itu langsung tampak beratap langit. Di atasnya tampak terpal oranye tersingkap terbuka. ” Sebagai teman lama dan relawan, ibu Lailayul Qomariyah memberitahu bahwa rumahnya terkena musibah. Silahturahmi pun saya lakukan, sekaligus membantu untuk meringankan biaya perbaikan,” katanya.
Suatu hari, suatu saat dan entah kapan, diharapkan pemerintah daerah bersama wakil rakyat di parlemen merumuskan adanya semacam tim yang bisa merespon cepat kebutuhan masyarakat terdampak peristiwa alam seperti hujan angin.
Prioritasnya rakyat yang tidak memiliki akses komunikasi dengan wakil rakyat di parlemen, tidak terakomodir perangkat desa / kelurahan atau jajaran lintas sektoral terkait. Mengingat siapa pun mereka adalah warga Sidoarjo; selayaknya memperoleh hak dan perlakuan yang sama. (tac)
