Inilah penyulut potensi genangan air atau banjir berkepanjangan di kawasan Sidoarjo.
Curah hujan tinggi, realitas kualitas dan kapasitas saluran air di kawasan perumahan, dan beragam persoalan infrastruktur. Plus tata kelola drainase yang tak terintegrasi antara pengembang perumahan, aparatur wilayah dan masyarakat.
Kondisi ini perlu solusi, bukan saling mencari kambing hitam untuk dipersalahkan. Ir. Bachruni Ariyawan, Kepala Dinas Dinas Perumahan, Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang membenarkan hal itu.
Coba dikoreksi. Beberapa kawasan perumahan saat ini dibangun belasan tahun lalu. Kala itu, kondisi infrastruktur jalan umum, jalan desa, atau lintas daerah kala relatif berimbang dengan area kawasan perumahan. Setelah berjalan beberapa tahun, terkait kebutuhan perbaikan kualitas jalan mengubah semuanya.
“Diantaranya, kondisi jalan jadi lebih tinggi. Di kawasan perumahan, peninggian jalan di wilayah RT dan RW dilakukan sesuai kepentingan sektoral. karena dilakukan swadaya. Namun perbaikan saluran air demi kelancaran ke saluran pembuangan akhir dibaikan. Kendala lain, rata-rata saluran air di kawasan perumahan ada yang lebih rendah dari alur sungai yang jadi tujuan pembuangan. Seperti di Tanggulangin, Waru dan sekitarnya,” ungkapnya. (tac)
