Kepala Desa Siwalanpanji Buduran, Achmad Choiron SE. Tiada hari tanpa bersih-bersih lingkungan dan irigasi. Rutinitas ini bisa jadi inspriasi bagi siapa pun. Pemangku kebijakan desa, kelurahan, RT/RW atau tokoh masyarakat di kisaran wilayah Desa Siwalanpanji Buduran atau wilayah lain di kabupaten Sidoarjo bisa mereduksi pemikirannya tentang pentingnya bersih lingkungan desa.

Kebersihan desa merupakan representasi pelayanan publik secara non-formal dan dioptimalkan jembatan awal mereduksi aspirasi masyarakat. Sekaligus untuk mengawal potensi dinamika sosial serta tebarkan virus rasa aman atau nyaman di 3 pedukuhan; 7 RW dan 33 RT.

Bersih-bersih desa, juga diharapkan menstimulan kepedulian warga untuk peduli dan rela bergotong royong. Mengingat, kepala desa tidak selalu menempatkan diri selaku komandan wilayah atau selalu ingin mengucapkan perintah. Melayani warga merupakan perwujudan janji pemimpin untuk warga yang telah memilih

Ini langkah konkret. Terlihat sederhana, namun bisa dioptimalkan sebagai jembatan komunikasi informal. Sebut saja, bila ada program pemerintah daerah atau pusat. Itu bisa dikabarkan lebih awal sebagai penjajagan; sebelum tokoh masyarakat diundang diajak rembug desa secara formal : melalui rapat desa atau pertemuan lanjutan lainnya.

Realitas lain tak kalah penting ! Kepala desa wajib membangkitkan kreativitas masyarakat, giatkan pemberdayaan untuk perbaikan kesejahteraan atau meningkatkan ‘level’ produk lokal berbasis industri rumahan atau pelaku industri non UMKM. Sekaligus diupayakan bersinergi dengan pengusaha pabrikan.

Tujuannya ! Mendongkrak pertumbuhan sektor industri lokal; rumahan, UMKM dan ekonomi kreatif sebagai upaya menggalakan ketersediaan lapangan untuk kesejahteraan masyarakat dan tingkatkan pendapatan ekonomi desa. ( rahadi – bersambung )