Catatan Banjir Darjo ( 1 )
Genangan air hujan mengepung wilayah Sidoarjo. Ini tantangan tak mudah bagi aparatur daerah sampai desa. Mengingat dibutuhkan aktivitas pemulihan kerusakan : fisik infrastruktur, trauma psikis, fasilitas sosial, kesehatan dan terkait lainnya. Yang pasti tidak cukup ditangani secara parsial dan diperlukan perencanaan secara terpadu, terencana, sistematis dan masif.
Dampak banjir telah terbukti ‘menganggu’ kelancaran aktivitas pendidikan. Seperti genangan air hujan di SDN Gempolsari 1, Kecamatan Tanggulangin. Ancaman gagal panen petani di desa Katerungan Kecamatan Krian. Sekitar 20 ha sawah yang baru masa tanam dan permukiman di sekitarnya terendam genangan air. Kerugian ratusan juta sudah terhampar di depan mata.
Genangan air hujan juga mengganggu aktivitas rutini warga desa Rangkah Kidul, desa Bluru dan Sekardangan di kecamatan Sidoarjo. Begitu pula di desa Boro, Ngaban, Sumorame di wilayah Kecamatan Candi dan Kalitengah Kecamatan Tanggulangin.
Salah satu catatan penting ! Sudah saatnya perencanaan tata kelola lingkungan dan tata ruang di lakukan berbasis pemetaan lokal. Aparatur pemerintahan desa diberi kesempatan melakukan pengawasan. Bidang pembangunan bisa memberi pertimbangan bagi RT/RW saat pemasangan paving ada pendampingan ahlinya. Ini langkah preventif agar tata kelola saluran air proporsional. Tidak saling merugikan antar wilayah RT/RW kampung dan kawasan perumahan. ( TAC – bersambung )